7 Tipe Pria yang Harus Dihindari

7 Tipe Pria yang Harus Dihindari

7 Tipe Pria yang Harus Dihindari

Umumnya perempuan menginginkan seorang pendamping hidup yang dapat ia andalkan dalam segala suasana, yang memahami dirinya, yang dapat diajak bertukar pikiran, sarat kasih, setia, mendengarkan, dan masih tidak sedikit persyaratan yang diingini oleh semua wanita. Ketika menyadari bahwa kriteria lelaki sempurna tersebut tak ada, sedangkan ia menginginkan seorang lelaki di sisi, alhasil, lelaki yang ada juga tak masalah. Hati-hati, nanti kita menyesal. Hari gini, boleh dong pilih-pilih pasangan yang hendak Anda dampingi sampai akhir hayat? Pokermulia Ceme

Berikut ialah kriteria lelaki yang usahakan dihindari yang dilansir dari laman kompas:

Yang menyakiti kita dan tak pernah benar-benar mohon maaf

Hanya sebab ia pernah mengatakan hendak menikahi kita dan mendamba mempunyai anak bareng Anda, bukan berarti ia merasa bersalah atas kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan di masa lalu untuk Anda. Entah tersebut dengan mendustai Anda, entah tersebut berselingkuh dari Anda, entah tersebut memukul Anda. Apa juga kesalahannya yang sebetulnya tak dapat lagi ditolerir, namun ia tak pernah benar-benar meminta maaf untuk Anda, maka kita patut mengkaji ulang hubungan itu. Semua orang tentu pernah mengerjakan kesalahan, tak ada insan yang sempurna, kan? Namun, bakal lebih nyaman andai dalam berpasangan, kedua pihak dapat mawas diri dan tidak egois guna mau meminta maaf untuk pasangannya. Menyimpan dendam di dalam kehidupan bareng pasangan tidakkah bakal menyakitkan dan mengeruk kenyamanan yang kita dan dia miliki?

Si peselingkuh

Ada yang bilang, sekali berselingkuh, ia bakal selingkuh lagi. Memang, hal laksana ini tak tidak jarang kali benar. Misalkan, saat ia pernah berselingkuh dari kita (mungkin berkali-kali), namun demi anak-anak, Anda menjaga pernikahan, sedangkan perasaan ketidakpercaryaan kita padanya masih tetap ada, hm, apa kita merasa nyaman menjalani pernikahan semacam itu?

Orang yang selalu hendak diutamakan

Bagian terbesar (dan barangkali tersulit) dari menjalin hubungan dan pernikahan ialah kesediaan untuk membubuhkan diri di lokasi kedua dan mendahulukan kepentingan si dia. Namun, lelaki yang merasa mesti tidak jarang kali didahulukan kepentingannya masing-masing saat, masing-masing waktu, setiap peluang tanpa inginkan memikirkan kepentingan Anda, usahakan dikesampingkan saja. Sebuah hubungan suami-istri kan terdiri dari dua pihak, tak barangkali kan kita terus yang menjadi babysitter-nya?

Penipu ruang belajar kakap

Saat ini, penipuan paling marak terjadi di mana-mana. Belum lagi tipe-tipe penjahat kerah putih yang telah ada di mana-mana. Ingat mantan kekasih Anne Hathaway yang ternyata penipu? Hm, andai Anda menyaksikan atau mendengar gelagat bahwa si dia ialah tipe penipu, usahakan pikirkan lagi hubungan Anda. Ia dapat saja meyakinkan kita bahwa ia tidak bakal pernah menipu Anda, tetapi, pikirkan alangkah was-wasnya hidup kita dihantui rasa fobia akan ketahuan dan si dia dalam bahaya dipenjara dampak penipuannya?

Workaholic berat

Pria yang ambisius dan berdedikasi dengan pekerjaannya memang paling mengagumkan. Tetapi bekerja masing-masing hari, bahkan kadang waktu guna Anda melulu terselip di waktu santap siang saja, wah, repot juga, ya? Mungkin urusan ini masih dapat dimaklumi di awal-awal masa ia menegakkan perusahaannya sendiri, karena melulu itu teknik untuk maju. Tetapi, andai ia lebih menyukai pekerjaan dan teman-temannya ketimbang bareng Anda, sepertinya ia bakal lebih setia untuk pekerjaannya ketimbang untuk Anda. Tak enak, kan, mempunyai status bahwa kita pasangan seseorang namun ia tak pernah terdapat untuk bareng Anda?

Super pemalas

Anda dapat saja mendamba menjadi seorang perempuan karier dan mempunyai suami yang mengurus rumah. Namun, urusan ini akan perlu kesepakatan bersama. Tentu suatu ketika akan jengah saat Anda baru saja kembali dari hari yang melelahkan, namun Anda mengejar suami bermalas-malasan di rumah, dan tidak mempedulikan rumah dalam suasana berantakan, bau, dan tak beraturan.

Tak dapat diandalkan

Anda tak pernah tahu apa yang bakal terjadi di masa depan. Anda dapat saja menginginkan segalanya bakal berjalan dengan fasih dan aman. Karena tersebut ada ucapan-ucapan dalam perjanjian pernikahan bahwa kita akan mengawal si dia dengan betul-betul dalam segala keadaan, baik senang maupun sedih, sehat dan sakit, dan lain-lainnya. Namun, andai di masa pacaran saja, saat ada masalah salah satu Anda, atau terdapat masalah dengan family atau lainnya, kemudian tiba-tiba, si dia menghilang, tak dapat dimintai pertolongan, atau justeru jadi rentan, wah, repot juga. Bagaimana andai Anda berada dalam suatu suasana yang genting dan perlu pertolongan, kemudian tiba-tiba ia tidak dapat membantu?

Sekali lagi, memang, tak ada insan yang sempurna, namun akan menyenangkan andai kita mempunyai pasangan yang inginkan terus belajar dan berkembang bareng kita dalam seluruh aspek kehidupan, sebagai mitra hidup, yang terdapat di sisi kita, bukan sebagai orang yang berlangsung di depan atau di belakang kita, kan?