Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 22 November 2019

5 Alasan Sinetron Indonesia Gak Akan Bisa Menyamai Drama Korea

5 Alasan Sinetron Indonesia Gak Akan Bisa Menyamai Drama Korea

5 Alasan Sinetron Indonesia Gak Akan Bisa Menyamai Drama Korea

Kepopuleran dan jalan cerita K-Drama sering menjadi inspirasi bagi banyak rumah produksi di berbagai negara untuk menghasilkan film serupa, salah satunya di Indonesia. Sudah banyak sinetron Indonesia yang "terciduk" mengadaptasi cerita dari drama Korea. Sebut saja salah satunya ‘Kau yang Berasal dari Bintang’ yang mengadaptasi drama ‘My Love From the Star’, dan banyak sinetron lain.

Menurut netizen, sudah banyak sekali sinetron Indonesia yang mencoba membuat versi remake drama Korea namun dengan hasil yang jauh dari memuaskan. Hal itu membuat munculnya anggapan bahwa sinetron Indonesia tak akan pernah bisa menyamai drama Korea meski menjiplak sekalipun. Anggapan ini tentu bukan tanpa dasar, coba deh kamu simak 5 alasan berikut ini kenapa drama Korea bakal lebih menarik daripada sinetron Indonesia.

1. Faktor aktor dan aktrisnya
Perbedaan paling mencolok antara sinetron Indonesia dan drama Korea adalah jika dilihat dari segi aktor atau aktrisnya. Drama Korea seringkali menampilkan aktor pendatang baru atau rookie meskipun hanya sebagai pemeran pembantu. Imbasnya adalah jika drama tersebut sukses, nama mereka akan ikut terangkat.  Pokermulia Ceme

Drama Korea juga berani menantang bakat akting dari aktor dan aktrisnya dengan memerankan tokoh dengan karakter yang berbeda-beda. Kualitas akting yang ditampilkan juga terkesan natural dan tak berlebihan.

Sementara sinetron Indonesia lebih sering menggunakan aktor dan aktris yang itu-itu saja. Bahkan mereka bisa bermain dalam dua sinetron sekaligus dengan karakter mirip bahkan sama, make up sama dan jalan cerita yang hampir sama pula. Kualitas akting dari para pemain sebenarnya sudah cukup bagus, namun terkadang masih terlihat berlebihan. 

Misalnya saja tokoh protagonis selalu terlihat lemah dan tidak berdaya, sementara antagonis terkenal jahat yang benar-benar jahat bahkan terkadang mereka menjadi orang jahat tanpa suatu alasan yang jelas.

2. Jumlah episode yang beda jauh
Drama Korea cenderung mempunyai jumlah episode yang sedikit, biasanya antara 16 hingga 25 episode. Ada juga K-Drama yang memiliki lebih dari 100 episode, namun jumlahnya sangat sedikit. Episode yang cenderung pendek ini membuat para penonton lebih enjoy dan tidak bosan dengan alur cerita yang disajikan. Drama Korea sangat menjaga alur cerita sehingga penonton bisa menitmati jalannya hingga drama tersebut tamat. Pokermulia Ceme

Sementara di Indonesia, jumlah episode sinetron yang semakin banyak dan panjang tampaknya menjadi sebuah pencapaian dan prestasi. Sebut saja sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” yang memiliki 2185 episode, atau “Putri yang Ditukar” sebanyak 676 episode. Dengan episode yang sepanjang itu, penonton biasanya bosan apalagi dengan alur cerita yang mulai tidak jelas di tengah-tengah episode.

3. Alur cerita
Drama Korea mampu mengemas cerita dengan alur yang menarik meskipun hanya dalam episode yang sedikit dengan waktu tayang yang pendek pula. Genre dramanya pun beragam mulai dari romance, komedi, persahabatan, keluarga, crime, hukum, militer, sekolah, horor, misteri, bahkan fantasi.  Pokermulia Ceme

K-Drama juga berani mengambil setting tahun di masa lalu atau masa depan. Alur cerita dalam drama Korea juga jelas dan terjaga hingga akhir, fokus dengan kehidupan tokoh utama dan tidak melebar kemana-mana. Bahkan, beberapa drama menampilkan alur yang sulit ditebak (plot twist) hingga membuat penonton penasaran dan betah menontonnya sampai akhir.

Sangat berbeda dengan sinetron Indonesia. Kebanyakan sinetron memiliki alur yang jelas episode awal saja. Genre sinetronnya pun tak jauh dari perebutan pacar atau pasangan hingga perebutan harta. Semakin lama, alur semakin buram dan melebar kemana-mana. Banyak tokoh baru yang muncul, persoalan yang seakan tidak ada ujungnya hingga cerita yang berputar-putar menjadi penyebab sinetron memiliki episode yang cukup panjang.

4. Perbedaan gaya pakaian & makeup
Korea telah menjadi salah satu kiblat make up dan fashion style dunia saat ini. Make up natural dan fashion yang simpel dan style yang bisa banget jadi pedoman anak-anak muda jaman sekarang menjadi faktor penting kenapa K-Drama menjadi banyak disukai. 

Tokoh dalam drama biasanya memiliki gaya berpakaian dan riasan yang sealami mungkin, baik itu di kantor, kampus, rumah hingga sekolah. Berpakaian sesuai tempat dan usia, serta tidak berlebihan sehingga penonton nyaman melihatnya.  Pokermulia Ceme

Sementara sinetron Indonesia, banyak yang tidak sesuai dengan realita. Misalnya saja banyak yang memakai riasan tebal meskipun di dalam rumah atau beradegan bangun tidur, berakting menangis namun dengan mata yang masih tampak segar, ke sekolah dengan dandanan heboh seperti mau ke pesta, atau remaja yang memakai riasan berlebih hingga terlihat jauh lebih dewasa dari usianya. Selain tak sesuai realita, cara berpaiakaian dan dandanan ini bisa menjadi contoh buruk bagi generasi muda.

5. Pemilihan soundtrack untuk tiap serial
Jika membahas drama Korea, kamu tak boleh melupakan soundtrack-nya yang khas. Pihak produksi drama Korea hampir-hampir membuat soundtrack menjadi nyawa dari drama tersebut. Seringkali Korea menggunakan soundtrack yang pas dengan jalan cerita. Musiknya pun dibuat khusus untuk drama tersebut. Sehingga dengan mendengar soundtrack-nya saja kamu bisa tau drama apa yang sedang diputar atau mengingatkanmu dengan salah satu scene yang bikin baper maksimal. 

Penyanyinya pun dipilih yang terbaik, sehingga suara penyanyi dan lagu yang dibawakan bisa sangat pas dan juga khas. Bisa dibilang, drama Korea tanpa soundtrack seperti sayur tanpa garam. Tidak jarang soundtrack dari suatu drama Korea bisa merajai chart musik hingga berminggu-minggu serta memenangkan sejumlah penghargaan. Pokermulia Ceme


Berbeda dengan drama Korea, sinetron Indonesia memilih soundtrack berdasarkan lagu yang sedang booming. Sehingga kecocokan lagu dengan jalan cerita tak bisa dipastikan. Selain itu, setiap satu sinetron dengan episode panjang, hanya terdapat 1-2 soundtrack saja. 

Bukannya tidak cinta produk dalam negeri, justru seharusnya ini menjadi koreksi bagi para sineas muda tanah air agar bisa memperbaiki kualitas drama di Indonesia. Para penonton juga bisa lebih kritis dalam menilai suatu karya agar dampak positifnya dapat dirasakan oleh semua kalangan. Jika masih saja seperti ini, jangan heran kalau sinetron kita tak akan pernah bisa menyamai kualitas drama Korea.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot